A. Defenisi Alkohol
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuksenyawa organik apa pun yang memilikigugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atomkarbon lain.
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebutgrain alcohol; dan kadang untukminuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter.
B. Sejarah alkohol
Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari Cina bagian utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa Neolitik.
Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol yang mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan pertama kali pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang.
Lavoisier menggambarkan bahwa etanol adalah senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Saussure berhasil menentukan rumus kimia etanol. Lima puluh tahun kemudian (1858), Couper mempublikasikan rumus kimia etanol. Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus kimianya. Etanol pertama kali dibuat secara sintetik pada tahun 1826 secara terpisah oleh Henry Hennel dari Britania Raya dan S.G. Sérullas dari Perancis. Pada tahun 1828, Michael Faraday berhasil membuat etanol dari hidrasi etilena yang dikatalisis oleh asam. Proses ini mirip dengan proses sintesis etanol industri modern.
C. Jenis – jenis Alkohol.
Alkohol dapat dibagi kedalam beberapa kelompok tergantung pada bagaimana posisi gugus -OH dalam rantai atom-atom karbonnya. Masing-masing kelompok alkohol ini juga memiliki beberapa perbedaan kimiawi.
- Alkohol Primer
Pada alkohol primer(1°), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya terikat pada satu gugus alkil.bPerhatikan bahwa tidak jadi masalah seberapa kompleks gugus alkil yang terikat. Pada gambar di samping, hanya ada satu ikatan antara gugus CH2 yang mengikat gugus -OH dengan sebuah gugus alkil.
- Alkohol sekunder
Pada alkohol sekunder (2°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda.
Alkohol tersier
Pada alkohol tersier (3°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan tigagugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama atau berbeda.
D. Sifat-Sifat Alkohol
1. Sifat Fisik
a. Tiga suku pertama alkohol (metanol, etanol, dan propanol) mudah larut dalam air dengan semua perbandingan. Alkohol merupakan cairan tidak berwarna (jernih) dan berbau khas
b. Titik cair dan titik didihnya meningkat sesuai dengan bertambahnya Mr alkanol.
2. Sifat Kimia
a. Ikatan Hidrogen, Antarmolekul hidrogen terdapat ikatan hidrogen.
b. Kepolaran, Alkohol bersifat polar karena memiliki gugus OH. Kepolaran alkohol akan makin kecil jika suhunya makin tinggi.
c. Reaksi Dengan Logam, Alkohol kering dapat bereaksi dengan logam K dan Na.
d. Oksidasi, Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan menggunakan oksidator, tetapi alkohol tersier tidak.
E. Reaksi Spesifik pada Alkohol
- Reaksi dengan logam aktif
Atom H dari gugus –OH dapat disubstitusi oleh logam aktif seperti natrium dan kalium, membentuk alkoksida dan gas hidrogen. Reaksi ini mirip dengan reaksi natrium dengan air, tetapi reaksi dengan air berlangsung lebih cepat. Reaksi ini menunjukkan bahwa alkohol bersifat sebagai asam lemah (lebih lemah daripada air).
Contoh :
b. Substitusi Gugus –OH oleh Halogen
Gugus –OH alkohol dapat disubstitusi oleh atom halogen bila direaksikan dengan HX pekat, PX3atau PX5 (X= halogen).
Contoh:
- Oksidasi Alkohol
Alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Oleh karena itu, etanol digunakan sebagai bahan bakar spirtus (spiritus). Reaksi pembakaran etanol, berlangsung sebagai berikut:
Dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam, alkohol teroksidasi sebagai berikut:
i. Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat.
ii. Alkohol sekunder membentuk keton.
iii. Alkohol tersier tidak teroksidasi.
Reaksi oksidasi etanol dapat dianggap berlangsung sebagai berikut:
Etanol yang dihasilkan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam asetat. Hal ini terjadi karena oksidasi aldehida lebih mudah daripada oksidasi alkohol.
- Pembentukan Ester (Esterifikasi)
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester dan air.
- Dehidrasi Alkohol
Jika alkohol dipanaskan bersama asam sulfat pekat akan mengalami dehidrasi (melepas molekul air) membentuk eter atau alkena. Pemanasan pada suhu sekitar 1300C menghasilkan eter, sedangkan pemanasan pada suhu sekitar 1800C menghasilkan alkena. Reaksi dehidrasi etanol berlangsung sebagai berikut:
F. Senyawa – senyawa alkohol
1. Metanol
Dalam industri metanol diubah menjadi formaldehid atau digunakan untuk mensintesa bahan kimia lain. Metanol digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan bakar bersih. Metanol mungkin juga mempunyai kegunaan baru dalam bidang pertanian. Pada awal tahun 1990-an Arthur Nonomura, seorang ilmuan yang menjadi petani, menemukan bahwa dalam kondisi panas menyemprotkan larutan cairan metanol pada beberapa tumbuhan dapat menggandakan tingkat pertumbuhannya dan mengurangi kebutuhan air hingga separuhnya. Nonomura menyadari bahwa pada saat-saat panas dipertanian beberapa tumbuhan menjadi layu. Berdasarkan risetnya sebagai ilmuwan ia menyemprot beberapa tumbuhan dengan larutan metanol yang sangat encer. Tumbuhan yang disemprot tidak lagi layu dan tumbuh lebih besar pada tingkat yang lebih cepat daripada tumbuhan yang tidak disemprot. Akan tetapi metanol akan efektif dalam kondisi panas atau terkena sinar matahari dan untuk tumbuhan kapas, gandum, strawberi, melon dan mawar. Kegunaanya dapat terlihat jelas, hasil tanaman lebih banyak dan lebih cepat, penggunaan air lebih efisien, dan tidak diperlukannya pestisida.
Tidak seperti alkohol pada minuman, metanol tetap beracun meskipun dalam jumlah kecil. Gejala keracunan metanol adalah kebutaan karena metanol menyerang syaraf penglihatan; juga dapat berakibat kematian.
2. Etanol
Pada kebanyakan orang dewasa metabolisme tubuh dapat mencerna sejumlah kecil etanol dengan tingkat keracunan yang rendah. Etil alcohol pada umumnya disebut alkohol padi-padian atau alkohol minuman karena dapat dihasilkan dari fermentasi gula alam dan tepung yang dihidrolisa yang terdapat pada anggur dan padi-padian.
Seseorang dengan konsentrasi alkohol dalam darahnya mencapai 0,3% jelas terlihat mabuk; mereka yang mencapai 0,4% tidak sadar atau tidak mampu merespon tindakan; dan konsentrasi 0,5% - 1% dapat menyebabkan koma maupun kematian.
Pada orang yang kecanduan alkohol kemungkinan hidup berkurang 10hingga 15 tahun karena kerusakan hati dan penyakit jantung dan pembuluhdarah, khususnya jika mereka merokok. Hal ini merupakan karena pelarutorganik yang baik, etanol udah menembus pembatas darah otak danmembran plasenta, sehingga membahayakan janin pada ibu hamil. Gejala Fetal Alcohol Syndrome (FAS)/ sindrom pada janin meliputi sumbing pada wajah, ukuran otak di bawah normal, kesulitan pemahaman, dan perkembangan fisik yang terbelakang.
Etanol mempunyai banyak kegunaan lainnya, sebagai pelarut (vanilla atau ekstrak lain di rumah seringkali larutan etanol) dan antiseptik (pencuci mulut mengandung alkohol 5% - 30%). Etil alkohol yang dihasilkan untuk kegunaan selain konsumsi manusia diubah sifatnya dengan menambahkan metil dan isopropil alkohol dan tidak untuk minuman. Untuk tujuan komersial, bahan ini biasanya dihasilkan dari hidrasi etana.
Etanol dapat ditambahkan ke dalam bensin sebagai pengganti MTBE (methyl tertiary buthyl ether) yang sulit didegradasi sehingga mencemari lingkungan. Bensin yang ditambah etanol efisiensi pembakarannya meningkat sehingga pembakarannya. Akibatnya akan mengurangi tingkat pencemaran udara. Campuran bensin-etanol biasa diberi nama gasohol. Gasohol E10 artinya campuran 10% etanol dan 90% bensin, gasohol dapat digunakan pada semua tipe mobil yang menggunakan bahan bakar bensin.
3. Spiritus
Spiritus merupakan salah satu jenis alkohol yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan bakar lampu spiritus (pembakar spiritus) dan untuk menyalakan lampu petromak. Di laboratorium pembakar spiritus digunakan untuk uji nyala. Pembakar spiritus juga digunakan untuk proses sterilisasi di laboratorium mikrobiologi. Spiritus bersifat racun, karena adanya kandungan metanol didalamnya. Bahan utama spiritus adalah etanol dan bahan tambahan terdiri dari metanol, benzena dan piridin.
4. Glikol
Alkohol sederhana yang selama ini kita temui masing-masing hanya mengandung satu gugus hidroksil (-OH). Ini disebut alkohol monohidrat. Beberapa alkohol penting mengandung lebih dari satu gugus hidroksil tiap molekul. Ini disebut alkohol polihidrat. Alkohol yang mempunyai dua gugus hidroksil disebut alkohol dihidrat, dan yang mempunyai tiga gugus hidroksil disebut alkohol trihidrat.
Alkohol dihidrat sering disebut glikol. Yang paling penting dari jenis ini adalah etilen glikol. Nama IUPAC dari etilen glikol adalah 1,2-etanadiol. Senyawa ini merupakan bahan utama pada campuran antibeku permanen untuk radiator kendaraan bermotor. Etilen glikol adalah cairan yang manis, tak berwarna dan agak lengket. Karena keberadaan dua gugus hidroksil, maka ikatan intermolekul hidrogen menjadi lebih besar. Oleh sebab itu etilen glikol mempunyai titik didih yang tinggi (198oC) dan tidak menguap jika dipakai sebagai anti beku. Etilen gikol juga mudah bercampur dengan air. Suatu larutan 60% etilen glikol dalam air tidak membeku sampai suhunya turun hingga -490C.
5. Gliserol
Gliserol juga disebut gliserin, merupakan salah satu senyawa alcohol trihidrat. Gliserol berbentuk cairan manis seperti sirup. karena tidak beracun, gliserol merupakan hasil dari hidrolisa lemak dan minyak Gliserol digunakan secara luas dalam bidang industri meliputi :
1. Pembuatan lotion tangan dan kosmetik.
2. Bahan tambahan dalam tinta.
3. Penganti pencahar gliserol.
4. Bahan pemanis dan pelarut pada obat-obatan.
5. Pelumas.
6. Bahan dasar dalam produksi plasik, pelapis permukaan dan fiber sintetik.
7. Bahan baku nitrogliserin.
G. Sinstesis / Pembutaan Alkohol
Ada 2 reaksi yang dapat dipakai untuk membuat/mensintesis alkohol dari gugus karbonil: reaksi adisi Grignard dan reaksi reduksi.
1. Reaksi adisi Grignard
Reagen grignard dibuat dengan cara mencampurkan logam magnesium dengan alkil halida (atau haloalkana). Atom magnesium akan menempati posisi diantara gugus alkil dan atom halogen (X) dengan rumus umum:
R-X + Mg → R-Mg-X
Pada contoh di bawah ini, digunakan bromin sebagai reagen grignard karena bromin merupakan atom halogen yang biasa dipakai dalam pembuatan reagen grignard.
Mekanisme dari reagen Grignard yang bereaksi dengan sebuah karbonil
- Sintesis dari formaldehida
Reaksi diatas menunjukkan sintesis alkohol yang dihasilkan dari formaldehida dan reagen Grignard. Alkohol yang dihasilkan berjenis alkohol primer.
- Sintesis dari aldehida
Reaksi diatas menunjukkan sintesis alkohol yang dihasilkan dari aldehida dan reagen Grignard. Alkohol yang dihasilkan berjenis alkohol sekunder.
- Sintesis dari keton
Reaksi diatas menunjukkan sintesis alkohol yang dihasilkan dari keton dan reagen Grignard. Alkohol yang dihasilkan berjenis alkohol tersier.
- Sintesis dari ester
Reaksi diatas menunjukkan sintesis alkohol dari ester dengan reaksi reduksi. Ester dapat terhidrolisa menjadi alkohol dan asam karboksilat.
- Sintesis dari asam karboksilat
Reaksi diatas menunjukkan sintesis alkohol dari asam karboksilat dengan reaksi reduksi.
H. Tata Nama Alkohol
1. Penamaan Menurut IUPAC
Menurut IUPAC, penamaan alkohol sama seperti penamaan alkana dengan menambahkan akhirhan –ol.
1. Rantai terpanajang yang mengandung gugus hidroksil diberi nama dengan mengganti akhiran –na dengan –ol.
2. Penomora rantai cabang dilakukan dengan mmeberi atom karbon yang mengandung gugus hidroksil dengan nomor yang paling kecil.
3. Jikan banyak rantai cabanang pada rantai utama, penamaan ranta utama berdasarkan alphabet.
Bebeera nama senyawa alkohol yang sudah diknenal secara luas dan telah diakui oleh IUPAC adalah sebagai berikut :
2. Nama Trivial
Rumus kimia
|
Nama umum
| |
Alkohol monohidrik
| ||
CH3OH
|
Alkohol kayu
| |
C2H5OH
|
Alkohol gandum
| |
C3H7OH
|
Alkohol gosok
| |
C5H11OH
|
Pentanol
| |
C16H33OH
|
1-Heksadekanol
| |
C2H4(OH)2
|
1,2-etadienol
| |
C3H5(OH)3
|
1,2,3-propatrienol
| |
C4H6(OH)4
|
1,2,3,4-butatetraenol
| |
C5H7(OH)5
|
1,2,3,4,5-pentapentanol
| |
C6H8(OH)6
|
1,2,3,4,5,6-heksaheksanol
| |
C7H9(OH)7
|
1,2,3,4,5,6,7-heptaheptanol
| |
C3H5OH
|
Prop-2-ene-1-ol
| |
C10H17OH
|
3,7-Dimethylocta-2,6-dien-1-ol
| |
C3H3OH
|
Prop-2-in-1-ol
| |
Alkohol alisiklik
| ||
C6H6(OH)6
|
Cyclohexane-1,2,3,4,5,6-geksol
| |
C10H19OH
|
2 - (2-propyl)-5-methyl-cyclohexane-1-ol
|
I. Penggunaan Alkohol
Beberapa penggunaan senyawa alkohol dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1. Pada umumnya alkohol digunakan sebagai pelarut. Misalnya vernis
2. Etanol dengan kadar 76% digunakan sebagai zat antiseptik.
3. Etanol juga banyak sebagai bahan pembuat plastik, bahan peledak, kosmestik.
4. Campuran etanol dengan metanol digunakan sebagai bahan bakar yang biasa dikenal dengan nama Spirtus.
Etanol banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman keras2. Eter
Pengertian Eter
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-unsur C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan dengan rumus air (HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari senyawa air. Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkana diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.
R – H R – OR'
alkana eter
Rumus umum struktur : R – O -R'
Rumus umum molekul : CnH2n+2
ü Struktur dan ikatan
Eter memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 110° dan jarak C-O sekitar 140 pm. Sawar rotasi ikatan C-O sangatlah rendah. Menurut teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen pada senyawa eter adalah sp3.
Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen yang berada pada posisi alfa relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada hidrogen senyawa hidrokarbon. Walau demikian, hidrogen ini kurang asam dibandingkan dengan alfa hidrogen keton.
ü Struktur Serupa
Eter tidak boleh disamakan dengan gugus-gugus sejenis berikut yang mempunyai stuktur serupa - R-O-R.
· Senyawa aromatik seperti furan di mana oksigen adalah sebahagian daripada sistem aromatik.
· Senyawa dengan atom-atom karbon yang bersebelahan dengan oksigen terikat dengan oksigen, nitrogen, atau sulfur:
· Ester R-C(=O)-O-R
· Asetal R-CH(-O-R)-O-R
· Aminal R-CH(-NH-R)-O-R
· Anhidrida R-C(=O)-O-C(=O)-R
2.2 Pembuatan Eter
Umumnya eter dibuat dari dehidrasi alkohol. Dietil eter dapat dibuat melalui pemanasan etanol dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 140°C hingga reaksi dehidrasi sempurna.
Bila uap etanol dan alkohol-alkohol primer suhu rendah yang lain dilewatkan di atas suatu alumina pada suhu 250-260° C maka akan terjadi dehidrasi pada alkohol tersebut dan menghasilkan eter.
2 C2H5OH → C2H5-O-C2H5 + H2O
Di laboratorium dan industri, yang lazim digunakan sebagai penarik air adalah H2SO4. Dalam cara ini, rangkaian reaksinya adalah sebagai berikut:
(1) C2H5OH + H2SO4 → C2H5OSO3H + H2O
(2) C2H5OSO3H + C2H5OH → C2H5-O-C2H5 + H2SO4
Asam sulfat yang diperoleh dalam langkah (2) dapat bereaksi kembali dengan etanol seperti yang dituliskan dalam langkah (1). Oleh karena itu cara pembuatan eter seperti ini dinamakan "proses eterifikasi kontinyu". Secara teoritik, dapat diduga bahwa dengan sekali penambahan asam sulfat dapat digunakan untuk membuat eter dengan jumlah alkohol yang tidak terbatas. Dalam kenyataannya, setelah jangka waktu tertentu, asam sulfatnya harus diperbarui karena ada sebagian yang tereduksi menjadi asam sulfit.
Dalam pembuatan eter dengan cara ini diperlukan suhu yang relatif rendah karena dalam keadaan panas etil hidrogensulfat (C2H5OSO3H) dapat terdekomposisi menjadi etilena dan asam sulfat. Suhu yang diperlukan adalah 120-140° C, dengan katalis Al2(SO4)3. Bila reaksi berlangsung pada suhu ≥145° C, memberikan hasil etilena.
Perlu diketahui bahwa pembuatan eter dengan menggunakan asam sulfat ini hanya memberikan hasil sebaik-baiknya untuk eter suku rendah dengan rantai linier. Bila diterapkan untuk membuat eter suku tinggi dan bercabang, ternyata lebih banyak menghasilkan etena.
Pembuatan eter dari alkohol
CH3CH2OH + HOCH2CH3⎯H2SO4→ CH3CH2–O–CH2CH3 + H2O
ü Menurut Sintesis Eter Williamson
Eter dapat dibuat dengan mereaksikan suatu alkil halida (haloalkana) dengan suatu alkoksida. Alkoksida dapat dibuat dengan mereaksikan suatu alkohol primer dengan suatu basa seperti NaOH. Contoh:
C2H5Br + Na-OC2H5 → NaBr + C2H5-O-C2H5
ü Mereaksikan Alkil Halida dengan Perak Iodida
Alkil halida jika direaksikan dengan perak iodida akan menghasilkan eter dan garam perak halida. Contoh:
2 C2H5I + Ag2O → C2H5-O-C2H5 + 2 AgI
Eter mempunyai struktur rantai C-O-C yang mempunyai sudut ikatan sebesar 104,5º dan jarak antara atom C dengan O adalah sekitar 140 pm. Halangan rotasi untuk ikatan C-O sangat kecil. Ikatan oksigen dalam eter, alkohol dan air sangatlah mirip. Pada teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen adalahsp3.
Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, dengan demikian hidrogen alfa eter bersifat lebih asam daripada hidrokarbon sederhana, tetapi jauh kurang asam dibandingkan dengan hidrogen alfa golongan karbonil (seperti aldehida dan keton).
ü Kondensasi Ullmann
Kondensasi Ullmann mirip dengan metode Williamson, kecuali substratnya adalah aril halida. Reaksi ini umumnya memerlukan katalis, misalnya tembaga.
ü Adisi elektrofilik alkohol ke alkena
Katalis asam diperlukan agar reaksi ini dapat berjalan. Biasanya merkuri trifluoroasetat (Hg(OCOCF3)2) digunakan sebagai katalis.
ü Pembuatan epoksida
Epoksida biasanya dibuat melalui oksidasi alkena. Eposida yang paling penting dalam industri adalah etilena oksida, yang dihasilkan melalui oksidasi etilena dengan oksigen. Epoksida lainnya dapat dihasilkan melalui dua cara:
· Melalui substitusi nukleofilik intramolekuler halohidrin
2.3 Reaksi pada eter
Eter secara umumnya memiliki reaktivitas kimia yang rendah, walaupun ia lebih reaktif daripada alkana. Beberapa contoh reaksi penting eter adalah sebagai berikut.[
1. Pembelahan eter
Walaupun eter tahan terhadap hidrolisis, ia dapat dibelah oleh asam-asam mineral seperi asam bromat dan asam iodat. Asam klorida hanya membelah eter dengan sangat lambat. Metil eter umumnya akan menghasilkan metil halida:
ROCH3 + HBr → CH3Br + ROH
Beberapa jenis eter dapat terbelah dengan cepat menggunakan boron tribomida (dalam beberapa kasus aluminium klorida juga dapat digunakan) dan menghasilkan alkil bromida.Berganting pada substituennya, beberapa eter dapat dibelah menggunakan berbagai jenis reagen seperti basa kuat.
2. Pembentukan peroksida
Eter primer dan sekunder dengan gugus CH di sebelah oksigen eter, dapat membentuk peroksida, misalnya dietil eter peroksida. Reaksi ini memerlukan oksigen (ataupun udaara), dan dipercepat oleh cahaya, katalis logam, dan aldehida. Peroksida yang dihasilkan dapat meledak. Oleh karena ini, diisopropil eter dan tetrahidrofuran jarang digunakan sebagai pelarut.
3. Sebagai basa Lewis
Eter dapat berperan sebagai basa Lewis maupun basa Bronsted. Asam kuat dapat memprotonasi oksigen, menghasilkan "ion onium". Contohnya, dietil eter dapat membentuk kompleks dengan boron trifluorida, yaitu dietil eterat (BF3.OEt2). Eter juga berkooridasi dengan Mg(II) dalam reagen Grignard. Polieter (misalnya eter mahkoya) dapat mengikat logam dengan sangat kuat.
2.4 Jenis-Jenis/Macam-Macam Eter.
Eter dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu eter simetris dan eter asimetris. Kalau dalam rumus umum eter R = R', maka eter tersebut dinamakan eter sederhana atau eter simetrik. Tetapi bila R ≠ R', dinamakan eter campuran atau eter asimetrik. Di samping yang mempunyai gugus alkil (R) terdapat pula eter yang mengandung gugus aril (Ar) yang rumus umumnya dinyatakan dengan Ar-O-Ar' atau Ar-O-'R.
Di antara eter dan Alkohol terdapat isomeri gugus fungsi dalam arti keduanya mempunyai rumus molekul yang sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Contoh untuk isomeri fungsi di antara eter dan alkohol ini adalah CH3-O-CH3 dan CH3CH2OH. Perbedaan gugus fungsi tersebut mengakibatkan adanya perbedaan sifat-sifat fisika dan kimia pada eter dan alkohol.
Reaksi terhadap Eter, Eter merupakan suatu senyawa organik yang tidak terlalu reaktif. Dengan kata lain, eter hanya dapat mengalami reaksi khusus. Reaksi terhadap eter adalah:
Ø Reaksi Oksidasi Eter
Dengan campuran (K2Cr2O7 + H2SO4), eter mengalami oksidasi dengan hasil seperti pada oksidasi alkohol asalnya. Sebagai contoh, dietil eter (yang dibuat dari etanol) bila direaksikan dengan (K2Cr2O7 + H2SO4) menghasilkan asetaldehida. C2H5-O-C2H5 → 2 CH3CHO
Ø Reaksi Eter dengan Asam
· Dengan HI Dingin
Dengan asam iodida dingin, eter menghasilkan alkohol dan alkil iodida. Contoh: C2H5-O-C2H5 + HI → C2H5OH + C2H5I
· Dengan H2SO4 Dingin
Dengan asam sulfat pekat dingin, eter dapat larut. Pemanasan larutan eter dalam asam sulfat pekat mengakibatkan terbentuknya alkohol dan alkil hidrogensulfat. Contoh: C2H5-O-C2H5 + H2SO4 → C2H5OH + C2H5HSO4
Ø Reaksi Hidrolisis Eter
Bila eter dididihkan dalam air yang mengandung asam (umumnya H2SO4) terjadilah hidrolisis yang memberikan hasil alkohol. Contoh:
C2H5-O-C2H5 + H2O → 2 C2H5OH
Ø Reaksi Eter dengan Halogen
Halogen(klor atau brom) dapat mensubstitusi atom H yang terikat pada atom C alfa (atom C yang berikatan dengan atom O) dalam suatu eter.
C2H5-O-C2H5 + Cl2 → CH3CHCl-O-C2H5 + HCl
2.5 Tata Nama Eter
Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan alkil eter (Cara Trivial) dan Menurut sistem IUPAC, gugus –OR disebut gugus alkoksi sehingga penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi (alkoksialkana) diikuti oleh nama rantai utamanya.
1. Penamaan Alkil Eter (Trivial)
Nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu (diurutkan berdasarkan abjad), kemudian di tambahkan eter. Jika kedua gugus alkil sama, diawalan di. Tata nama trivial untuk senyawa eter sangat sederhana dengan menyebutkan nama-nama gugus yang terikat pada atom oksigen dan kemudian ditambahkan kata eter. Contohnya adalah CH3-O-CH2CH3 diberi nama etil metil eter, sedangkan CH3CH2-O-CH2CH3 diberi nama dietil eter.
2. Penamaan Alkoksialkana (IUPAC)
Penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh nama rantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat pada rantai induk. Menurut tata nama IUPAC, eter diberi nama sebagai alkoksialkana, dalam arti bahwa eter dipandang sebagai turunan alkoksi suatu alkana. Contohnya adalah metoksimetana, metoksietana, dan 2-metoksipentana yang rumus strukturnya berurutan adalah sebagai berikut:
Bila senyawa yang menurunkannya adalah alkena, maka nama yang diberikan adalah alkoksialkena. Sebagai contoh adalah 1-metoksipropena yang mempunyai rumus CH3OCH=CHCH3.
Eter yang memngandung gugus aril dinamakan Alkoksiarena. Sebagai contoh adalah Metoksibenzena yang rumus strukturnya sebagai berikut:
Di bawah ini Penataan Nama Eter Menurut Trivial dan IUPAC
Rumus Struktur Eter
|
Nama Trivial
|
Nama IUPAC
(alkoksialkana)
|
CH3 ⎯ O ⎯ CH3
|
Dimetil eter
|
Metoksi metana
|
CH3 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3
|
Etil metil eter
|
Metoksi etana
|
CH3 ⎯ CH2 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯CH3
|
Dietil eter
|
Etoksi etena
|
· Contoh Rantai siklik eter

Tetrahidrofuran
(Oksasiklopentana)
Rumus molekul : C4H8O
Nama lain : THF, Tetrahidrofuran, 1,4-epoksibutana,bitilena oksida, siklotetrametilena oksida, dietilena oksida, , oksolana, furanidina, hidrofuran, tetra-metilena oksida.
2.6 Sifat-Sifat Eter
Sifat-sifat eter yaitu pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas). Jika dibandingkan dengan senyawa alkohol, titik didih dan titik leleh eter lebih keci. Ini terjadi karena antar molekul eter tidak membentuk ikatan hidrogen. Eter juga cenderung bersifat nono polar, sehingga kelarutannya dalam air sangat kecil. Selain itu eter bersifat mudah terbakar. Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang reaktif kecuali dalam hal pembakaran.Eter jauh lebih mantap (lebih kurang reaktif) dibandingkan alkohol. Eter tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat ini dapat digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter.
A. Sifat-sifat fisika
1. Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas.
2. Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
3. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk campuran yang eksplosif dengan udara.
4. Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod.
Beberapa alkil eter
| |||||
Eter
|
Struktur
|
Titik lebur (°C)
|
Titidk didih (°C)
|
Kelarutan dalam 1 L H2O
| |
CH3-O-CH3
|
-138,5
|
-23,0
|
70 g
|
1,30
| |
CH3CH2-O-CH2CH3
|
-116,3
|
34,4
|
69 g
|
1,14
| |
O(CH2)4
|
-108,4
|
66,0
|
Larut pada semua perbandingan
|
1,74
| |
Dioksana
|
O(C2H4)2O
|
11,8
|
101,3
|
Larut pada semua perbandingan
|
0,45
|
B. Sifat-sifat kimia
1. Eter sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110 derajat, sehingga dipol C-O tidak dapat meniadakan satu sama lainnya.
2. Eter lebih polar daripada alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester, ataupun amida.
3. Eter dapat dipisahkan secara sempurna melalui destilasi.
4. Eter secara umumnya memiliki reaktivitas kimia yang rendah, walaupun ia lebih reaktif daripada alkana
5. · Mudah terbakar
· Pada umumnya bersifat racun
· Bersifat anastetik (membius)
· Pada umumnya bersifat racun
· Bersifat anastetik (membius)
2.7 Keisomeran pada Eter
Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.
1) Isomer Struktur
Isomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun rumus strukturnya berbeda. Contohnya dietil eter memiliki isomer struktur dengan metil propil eter dan metil isopropil eter.
2) Isomer Fungsional
Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan tetapi, keduanya memiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus umum molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki keisomeran fungsional. Eter berisomer fungsional dengan alkohol.
2.8 Manfaat Eter Beserta Dampaknya.
Ø Penggunaan senyawa eter dalam kehidupan adalah:
1. Di bidang medis, banyak sekali eter yang digunakan untuk anestesi (bius). Senyawa dietil eter biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati rasa atau obat bius) yang diberikan melalaui pernafasan namun penggunaan dietil eter dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan dan merangsang sekresi lendir.
2. Bi bidang otomotif, eter digunakan untuk menghidupkan mesin yang tak mau menyala. Bahkan eter juga digunakan sebagai tambahan bahan bakar sehingga laju mesin lebih kencang.
3. Di laboratorium, eter merupakan pelarut yang banyak digunakan.
4.Eter juga digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan senyawa non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak. Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan. Karena dampak negatif ini, eter sudah jarang dipakai di negara-negara maju.
Ø Dampak penggunaan senyawa eter
1. Pada konsentrasi rendah, eter dapat menyebabkan pusing kepala, sedangkan pada konsentrasi tinggi menyebabkan tidaksadarkan diri.
2. Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan.
3. Eter bahan yang mudah terbakar karena eter mudah tersulut oleh kobaran maupun percikan api.
3.ALDEHID
1. Tata Nama
- Menurut sistem IUPAC, nama aldehid diturunkan dari nama alkana dengan mengganti akhiran –a menjadi –al. Oleh karena itu, aldehid disebut juga alkanal. Tata nama pada aldehid sama dengan tata nama pada alkohol, rantai terpanjang harus mengandung gugus aldehid. Contoh:
- Menurut sistem TRIVIAL, nama aldehid diturunkan dari nama asam karboksilat induk dengan mengubah asam oat / asam –at menjadi aldehid.
- Oksidasi Alkohol Primer
Oksidasi alkohol primer dengan katalis Ag/Cu, reaksi ini dalam industri digunakan untuk membuat formaldehida/formalin.
RCH2OH RC(OH)2 RC=OH
- Destilasi kering garam Na- karboksilat dengan garam natrium format.
natrium karboksilat + asam format alkanal + asam karbonat
RCOONa + HCOONa RC=OH + Na2CO3
RCOONa + HCOONa RC=OH + Na2CO3
- Dari alkilester format dengan pereaksi Grignard (R-MgI)
HCOOR + R-MgI RC=OH + RO-MgI
RC(OH)2 RC=OH
3. Reaksi – Reaksi
Aldehida adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-CHO. Beberapa reaksi yang terjadi pada aldehida antara lain:
- Oksidasi
Aldehida adalah reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator-oksidator lemah. Perekasi Tollens dan pereaksi Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Oksidasi aldehida menghasilkan asam karboksilat. Pereaksi Tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia. Pereaksi ini dibuat dengan cara menetesi larutan perak nitrat dengan larutan amonia sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula-mula terbentuk larut kembali. Pereaksi Tollens dapat dianggap sebagai larutan perak oksida (Ag2O). aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaaskan unsur perak (Ag).
Reaksi aldehida dengan pereaksi Tollens dapat ditulis sebagai berikut :
Bila reaksi dilangsungkan pada bejana gelas, endapan perak yang terbentuk akan melapisi bejana, membentuk cermin. Oleh karena itu, reaksi ini disebut reaksi cermin perak.
Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO.
Reaksi Aldehida dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.
Pereaksi Fehling dipakai untuk identifikasi adanya gula reduksi (seperti glukosa) dalam air kemih pada penderita penyakit diabetes (glukosa mengandung gugus aldehida).
- Adisi Hidrogen (Reduksi)
Ikatan rangkap –C=O dari gugus fungsi aldehida dapat diadisi oleh gas hidrogen membentuk suatu alkohol primer. Adisi hidrogen menyebabkan penurunan bilangan oksidasi atom karbon gugus fungsi. Oleh karena itu, adisi hidrogen tergolong reduksi.
- 1. Manfaat dan Penggunaan Aldehid
- L arutan formaldehida 37% dalam air (formalin) untuk mengawetkan specimen biologi dalam laboratorium / museum, karena dapat membunuh germs (desinfektan)
- Formaldehida untuk membuat plastic terms set. damar buatan serta insektisida dan germisida
- Etanal atau asetaldehida sebagai bahan untuk karet atau damar buatan. Zat warna dan bahan organic yang penting misalnya asam asetat, aseton, etilasetat, dan 1- butanol.
Zat ini sampai sekarang banyak diproduksi melalui :
– Oksidasi methanol dengan oksigen dar udara diberi katalis Cu
2CH3 – OH + O2 2H – CHO + 2H2O
– Reduksi CO dengan gas hydrogen :
Campuran gas CO dan hydrogen yang dialirkan melalui katalisator Ni atau Pt sehingga gas CO direduksi menjadi formaldehida.
CO + H2 H – CHO
– Distlasi kering dari garam format :
2H + COONa H – CHO + Na2CO3
4.KETON
- 1. Tata Nama
- Menurut sistem IUPAC, Nama keton diturunkan dari alkana induknya, huruf akhir –a diubah menjadi –on. Bila perlu digunakan nomor. Penomoran dilakukan sehingga gugus karbonil mendapat nomor kecil.
- Menurut sistem TRIVIAL, gugus alkil atau aril yang terikat pada karbonil dinamai, kemudian ditambah kataketon. Kecuali: aseton.
Contoh :
Propanon ( IUPAC ) 2 – Pentanon ( IUPAC )
Aseton ( Trivial ) Metil propil keton ( Trivial )
Rumus Struktur | Nama IUPAC | Nama Trivial |
CH3–CO–CH3
CH3–CH2–CO –CH2–CH3
CH3–CO –CH2–CH2–CH3
CH3–CH2–CO –CH3
| 2, Propanon
3, Pentanon
2, Pentanon
2, Butanon
| Dimetil Keton
Dietil Keton
Metil Propil Keton
Etil Metil Keton
|
Contoh :
Tabel TATA NAMA ALKANON/KETON
2. Pembuatan Keton
- Oksidasi dari alkohol sekunder
- Pereaksi: Pereaksi Jones (CrO3/aq.H2SO4), PCC, Natrium dikromat/aq. AcOH.
- Aril keton dibuat melalui reaksi asilasi Friedel-Crafts cincin aromatik dengan klorida asam menggunakan katalis AlCl3.
- Pemutusan oksidatif alkena yang salah satu/ kedua karbon tak jenuhnya terdisubstitusi.
– Oksidasi
Keton merupakan reduktor yang lebih lemah daripada aldehid. Zat-zat pengoksidasi lemah seperti pereaksi tollens dan pereaksi Fehling tidak dapat mengoksidasi keton. Oleh karena itu, aldehid dan keton dapat dibedakan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tersebut.
Aldehid + pereaksi Tollens à cermin perak
Keton + pereaksi Tollens à tidak ada reaksi
Aldehid + pereaksi Fehling àendapan merah bata
Keton + pereaksi Fehling à tidak ada reaksi
¡ Larutan Fehling Larutan fehling adalah larutan basa bewarna biru tua. Larutan fehling dibuat dari Cu(II) sulfat dalam larutan basa yang mengandung garam Rochelle, sehingga diperoleh ion kompleks Cu(II) tartrat. Reaksinya adalah sebagai berikut:
¡ Larutan Tollens Larutan tollens dibuat dengan mencampur NaOH, AgNO3, dan NH3 sehingga terbentuk ion kompleks [Ag(NH3)2]+. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Ion kompleks [Ag(NH3)2]+ direduksi oleh aldehida/alkanal menjadi Ag, membentuk endapan Ag menyerupai cermin perak pada dinding tabung.
4. Manfaat dan Kegunaan
Senyawa keton yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah aseton atau propanon.Aseton banyak digunakan sebagai :
- Pelarut senyawa karbon, misalnya sebagai pembersih cat kuku.
- Bahan baku pembuatan zat organic lain seperti chlaroform yang digunakan sebagai obat bius.
- Selain aseton beberapa senyawa keton banyak yang berbau harum sehingga digunakan sebagai campuran parfum dan kosmetika lainnya.
6. Asam karboksilat
A. ASAM KARBOSILAT
Asam karboksilat merupakan senyawa asam dengan gugus fungsi karboksil ()Gugus fungsi karboksil merupakan gabungan dari gugus karbonil()dengan gugus hidroksil (–OH). Golongan senyawa ini paling awal diselidiki oleh para ilmuwan kimia karena banyak terdapat di alam. Beberapa asam karboksilat biasa yang penting tercantum pada tabel berikut.
Beberapa Asam Karboksilat Biasa yang Penting
AsamKarboksilat
|
Sumber atauPenggunaan
|
Asam laktat
|
Dalam susudan susumasam
|
Asamoksalat
|
Dalam bayamdan kelembak
|
Asam tartrat
|
Dalam sarianggur sebagaigarammonokalium
|
Asamsalisilat
|
Untukmembuataspirin danminyakgandapura
|
Asamtereftalat
|
Untukmembuat seratpoliester, film,dan benda-benda cetakan
|
Asam sitrat
|
Dalam jerukdan beri
|
Asam karboksilat merupakan senyawa turunan alkana, sehingga cara penamaannya menjadi asam alkanoat.
a. Rumus Umum
Perhatikan rumus struktur beberapa senyawa asam karboksilat pada tabel berikut.
Beberapa Rumus Struktur Senyawa Asam Karboksilat
No.
|
NamaAsam
|
RumusStruktur
|
RumusMolekul
|
1.
|
Asammetanoat
|
O
H C OH
|
CH O
2 2
|
2.
|
Asametanoat
|
O
CH C OH
3
|
C H O
2 4 2
|
3.
|
Asampropanoat
|
O
CH CH C OH
3 2
|
C H O
3 6 2
|
Berdasarkan tabel terlihat jelas bahwa perbandingan atom C : H selalu 1 : 2, maka rumus umum asam karboksilat (asam alkanoat)
adalah CnH2nO2
b. Tata Nama
Ada dua cara pemberian nama pada asam karboksilat, yaitu:
a. Tata nama trivial.
Nama trivial asam karboksilat biasanya dida- sarkan pada nama sumbernya, bukan berdasarkan strukturnya. Hal ini karena banyaknya asam karboksilat yang telah dikenal orang sejak lama, seperti terlihat pada tabel
Contoh Penamaan Asam Karboksilat
Rumus Struktur
|
Nama Trivial
|
Sumber/Asal Mula
|
O
H C OH
|
Asam formiatatau asamsemut
|
Ditemukan padasemut
Formica rufa
|
O
CH CH CH C OH
3 2 2
|
Asam butirat
|
Butirat terdapatdalam mentega(butter)
|
O
CH CH CH CH C OH
3 2 2 2
|
Asam valerat
|
Ditemukan padaakar tanamanvalere
|
b. Menurut sistem IUPAC.
Nama asam alkanoat diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran a menjadi oat dan diawali kata asam.
Contoh: Metana ⎯⎯→ Asam Metanoat
Cara penamaam asam alkanoat adalah:
o Menentukan rantai induk, yaitu rantai C terpanjang yang mengandung gugus karboksil ( ).
o Penomoran dimulai dari atom C gugus fungsi (atom C gugus OH selalu menjadi nomor 1 sehingga posisi gugus kar- boksil tidak perlu dinyatakan).
o Urutan penamaan:
Asam(nomor cabang)-(nama cabang)(alkanoat)
c. Sifat fisika
1. Asam karboksilat mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa organik golongan lain yang berat molekulnya sebanding.
2. Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol, eter, aldehida, dan keton yang berat molekulnya sebanding.
3. Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan meningkatnya berat molekul.
4. Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna dalam air.
d. Sifat kimia
Beberapa sifat asam karboksilat adalah:
1. Asam karboksilat merupakan asam lemah. Makin pendek rantai karbon, kekuatan asam makin bertambah.
2. Asam karboksilat dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam.
3. Reaksi ini disebut penetralan.
4. Asam karboksilat dapat bereaksi dengan alkohol menghasilkan ester.
5. Reaksi ini dikenal dengan nama reaksi esterifikasi.
6. Dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air sehingga pada umumnya mempunyai titik didih tinggi.
7. Mulai dari C1 sampai dengan C4 mudah larut dalam air. Makin panjang rantai C-nya makin sukar larut dalam air.
8. Adanya cabang akan mempengaruhi derajat keasaman. Cabang alkil akan mengurangi keasaman, sedangkan jika cabangnya atom-atom halogen akan menambah keasaman.
e. Pembuatan
Asam karboksilat dapat dibuat dengan beberapa cara, yaitu:
1. Oksidasi alkohol primer atau aldehida dengan suatu oksidator
2. Hidrolisis senyawa alkana nitril pada suhu tinggi dan asam kuat
f. Kegunaan
Asam karboksilat banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari- hari, di antaranya adalah:
1. Asam formiat (asam semut) banyak digunakan dalam industri tekstil, penyamakan kulit, dan di perkebunan karet untuk menggumpalkan lateks (getah pohon karet).
2. Asam asetat (asam cuka) sebagai pemberi rasa asam dan sebagai pengawet makanan.
3. Sebagai bahan pembuatan ester dengan cara mereaksi- kannya dengan alkohol.
4. Asam karboksilat suku tinggi dipergunakan untuk pembuatan sabun jika direaksikan dengan basa, misalnya asam stearat, asam palmitat, dan lain-lain.
7. Ester
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengkomsumsi berbagai macam minuman rasa buah yang mungkin kebanyakan tidak benar-benar berasal dari buah asli tetapi hanya dicampuri essens (aroma buah). Essens terbuat dari senyawa ester yang aromanya bermacam-macam tergantung ester penyusunnya. Beberapa ester dan aroma karakteristiknya sebagaimana tercantum pada table dibawah ini.
Beberapa ester dan aromanya:
1. Rumus Umum
O
̷̷̷ ̷̷̷
Ester (alkil alkanoat) memilki gugus fungsi ̶ C ̶ atau ̶ COO ̶ ,memiliki
O
̷̷ ̷̷
R ̶ C ̶ O ̶ R’ atau R ̶ COO ̶ R’ dan memiliki rumus molekul C6H2nO2. Ester adalah turunan dari asam karboksilat dengan mengganti gugus hidroksil oleh gugus alkoksi dari alkohol.
2. Tata Nama
Ester mempunyai nama IUPAC alkil alkanoat. Tata nama ester hamper sama dengan tata nama asam karboksilat,tetapi nama asam diganti dengan nama alkil dari R’ karena atom H dari gugus OH diganti dengan gugus alkil.
.> Dari asam format (HCOOH):
· HCOO-CH3 : Metil format
· HCOO-CH2CH3 : Etil format
· HCOO-CH2CH2CH3 : n-propil format
>Dari asam asetat (CH3COOH) :
· CH3COO-CH3 : Metil asetat
· CH3COO-CH2CH3 : Etil asetat
· CH3COO-CH2CH2CH3 : n-propil asetat
Contoh :
O
׀׀
CH3 ̶ CH2 ̶ C ̶ O ̶ CH2 ̶ CH3
Etil propanoat
O
׀׀
H ̶ C ̶ O ̶ CH2 ̶ CH2 ̶ CH3
Propil metanoat
3. Isomeri
Isomer adalah senyawa karbon yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi memiliki rumus struktur berbeda. Ester memiliki 2 macam isomeri,yaitu:
a)Isomer struktur.
Isomer struktur adalah isomer yang terjadi jika kedua molekul mempunyai rantai karbon yang berbeda. Isomer struktur pada ester dimulai pada ester dengan jumlah atom karbon tiga.
b)Isomer fungsi
Isomer fungsi adalah isomer yang terjadi apabila kedua molekul memiliki gugus fungsional yang berbeda. Ester merupakan isomer fungsi dan memiliki rumus molekul yaitu CnH2nO2. Contoh : asam butanoat berisomer dengan metal propanoat (C4H8O2).
O
̷ ̷
CH3 ̶ CH2 ̶ CH2 ̶ C
\
OH
Asam butanoat
O
̷ ̷
CH3 ̶ CH2 ̶ C
\
OCH3
Metal – propanoat
4. Pembuatan Ester
Ester dapat dibuart dengan beberapa cara,yaitu:
1)Mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol. Pada reaksi ini asam sulfat ditambahkan sebagai pendehidrasi (katalis). Reaksi keseluruhannya adalah:
O
̷ ̷
R ̶ C ̶ HO ̶ R’
2)Mereaksikan perak karboksilat dengan alkil halida.
3)Mereaksikan anhidrida asam alkanoat dengan alkohol.
3)Mereaksikan halogen asam alkanoat dengan alkohol.
5. Sifat-Sifat Ester
Beberapa sifat ester adalah:
· Ester mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alcohol pembentuknya.
· Ester berbau harum dan banyak terdapat pada buah-buahan.
· Ester sedikit larut dalam air.
· Titik didih dan titik beku ester lebih rendah dari asam karboksilat’
Sifat fisik ester adalah:
· Titik didih ester hampir sama dengan titik didih aldehid/keton yang berat molekulnya sebanding.
· Ester dapat larut dalam pelarut organik.
· Ester dengan 3-5 atom karbon dapat larut dalam air.
· Ester yang mudah menguap memiliki bau sedap.
Sifat kimia ester adalah :
· Hidrolisis ester menggunakan air yang berlebih dengan katalis asam akan menghasilkan asam.
· Hidrolisis ester suku tinggi dengan KOH dan NaOH menghasilkan asam dan gliserol
· Ester dapat mengalami reduksi menjadi alkohol
· Reduksi terhadap ester tak jenuh suku tinggi dapat menghasilkan mentega
6. Reaksi-Reaksi Ester
a. Ester mudah direduksi oleh gas hydrogen menjadi alkohol
b. Ester mudah terhidrolisis oleh air dalam suasana asam menjadi asam karboksilat dan alcohol
c. Ester mudah terhidrolisis oleh basa kuat menjadi garam karboksilat dan alkohol
7. Kegunaan Ester
Dalam kehidupan sehari-hari ester banyak digunakan,seperti:
1.Ester buah-buahan
Ester ini berbau sedap sehingga digunakan sebagai penyedap atau essens
2.Ester asetat (CH3 ̶ COO2H5)
Etil asetat digunakan sebagai pelarut. Misalnya untuk cat,cat kuku,atau perekat. Ester ini mudah menguap sehingga cat atau pengering mudah mongering.
Permasalahan :
Mengapa senyawa2 di atas di kelompokkan, apakah perbedaan di antara senyawa yang satu dan senyawa yang lain ? Dan apakah penyebab orang candu akan alkohol ?
Permasalahan :
Mengapa senyawa2 di atas di kelompokkan, apakah perbedaan di antara senyawa yang satu dan senyawa yang lain ? Dan apakah penyebab orang candu akan alkohol ?
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKarena ada banyak sekali senyawa karbon yang ada di dunia. Saking banyaknya sehingga untuk mempelajarinya satu persatu itu sangat susah. Nah, karena alasan itulah para ahli kimia mengelompokkan senyawa-senyawa karbon berdasarkan sifat khas yang dimiliki senyawa-senyawa tersebut.
BalasHapusMunculnya sifat khusus pada senyawa karbon diakibatkan adanya atom atau gugus atom yang menentukan karakteristik senyawa tersebut. Atom atau gugus atom yang menentukan sifat dari senyawa karbon inilah yang kemudian disebut dengan istilah gugus fungsi. Gugus fungsi ini bersifat aktif. Ketika senyawa karbon direaksikan dengan zat lain maka gugus fungsinya yang akan mengalami perubahan.
Berdasarkan keberadaan gugus fungsinya senyawa-senyawa karbon yang mulanya sangat banyak bisa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok tertentu. Gugus fungsi ini membedakan suatu kelompok senyawa karbon dengan kelompok senyawa karbon lainnya.
Terima kasih saudari zelvi atas jawaban nya. Sangat bermanfaat.
HapusSaya akan mencoba menjawabnya
BalasHapusKarena Jumlah senyawa karbon itu sangat banyak, sehingga untuk memudahkannya senyawa-senyawa tersebut dikelompokkan berdasarkan sifat khas yang dimiliki oleh senyawa-senyawa tersebut. Misalnya saja senyawa karbon alkohol dan eter. Cara pengelompokkan itu dapat dilihat dari sudut pandang tentang ketatanamaan senyawa karbon tersebut atau dilihat juga dari sifatnya, baik sifat secara fisik maupun kimia.
Munculnya sifat khusus pada senyawa karbon diakibatkan adanya atom atau gugus atom yang menentukan karakteristik senyawa tersebut. Atom atau gugus atom yang menentukan sifat dari senyawa karbon inilah yang kemudian disebut dengan istilah gugus fungsi. Gugus fungsi ini bersifat aktif. Ketika senyawa karbon direaksikan dengan zat lain maka gugus fungsinya yang akan mengalami perubahan.
Sebagian kecil orang menjadi kecanduan karena mereka menyukai rasa dari minuman tersebut. Tapi pada umumnya, orang-orang menjadi ketagihan mengonsumsi minuman beralkohol karena menjadikannya sebagai jalan keluar dalam melupakan stres atau depresi dari permasalahan di dalam kehidupan pribadi.
Terimakasih saudari shinthari atas jawaban nya, sangat bermanfaat .
HapusSaya akan menjawab permasalahan anda.
BalasHapusKecanduan alkohol bisa dialami oleh orang pada usia berapa saja. Namun sebagian besar kasus terjadi pada kelompok usia 20-an dan 30-an tahun. Ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami kecanduan alkohol.
Salah satu faktor resiko adalah gangguan psikologis, seperti akibat stres, depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, atau skizofrenia. Sebagian kecil orang menjadi kecanduan karena mereka menyukai rasa dari minuman tersebut. Tapi pada umumnya, orang-orang menjadi ketagihan mengonsumsi minuman beralkohol karena menjadikannya sebagai jalan keluar dalam melupakan stres atau depresi dari permasalahan di dalam kehidupan pribadi.
Lingkungan sosial juga dapat menjadi faktor risiko. Apabila orang-orang di dalam lingkungan pertemanan atau di sekitar tempat tinggal kita gemar minuman keras, maka bukan hal yang mustahil bahwa keadaan tersebut dapat memberikan efek “menular” dan pada akhirnya kita ikut menjadi kecanduan alkohol.
Alkohol memang dapat menstimulasi otak dan memiliki efek menenangkan. Biasanya saat seseorang sudah terbiasa dengan minuman keras, efek yang dihasilkan tidak lagi sama seperti ketika pertama kali mencobanya. Karena itu, bagi orang yang sudah kecanduan, porsi takaran alkohol mereka akan terus meningkat agar bisa tetap merasakan efek menenangkan yang diinginkan.
Faktor pemicu lainnya yang mungkin bisa memicu seseorang menjadi kecanduan minuman beralkohol adalah genetik keluarga. Dipercaya bahwa mereka yang memiliki orang tua atau kerabat dekat yang gemar minuman keras akan berisiko lebih tinggi untuk memiliki kebiasaan serupa.
Terima kasih saudari ika atas jawaban nya, sangat bermanfaat buat saya dan pembaca lainnya
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus