Sebelum membahas prinsip-prinsip ikatan dalam kimia organik lebih dalam, mari pertama meninjau beberapa hubungan mendasar antara atom dan elektron. Setiap unsur ditandai dengan nomer atom unik berlambang Z, yang sama dengan jumlah proton dalam intinya. Suatu atom netral memiliki proton, yang bermuatan positif, dan elektron yang bermuatan negatif, yang berjumlah sama.
Elektron diyakini sebagai partikel dari awal waktu ditemukannya pada tahun 1897 sampai tahun 1924, dimana ketika itu fisikawan perancis, Louis de Broglie mengemukakan bahwa elektron-elektron ternyata juga memiliki sifat sebagai gelombang. Dua tahun kemudian Erwin Schrödinger mengambil langkah berikutnya dan menghitung energi elektron dalam atom hidrogen dengan menggunakan persamaan yang memberlakukan seolah-olah elektron itu adalah gelombang. Alih-alih menghasilkan energi tunggal, Schrödinger memperoleh serangkaian tingkat energi, yang masing-masing berkaitan dengan deskripsi matematika gelombang elektron yang berbeda. Deskripsi matematika ini disebut dengan fungsi gelombang, yang disimbolkan dengan huruf yunani Ψ (psi).
Menurut prinsip ketidakpastian Heisenberg, kita tidak bisa tahu persis di mana posisi elektron dalam atom, tapi kita bisa mengatakan dimana posisi yang paling mungkin tempat keberadaan elektron. Probabilitas untuk menemukan sebuah elektron di tempat tertentu relatif terhadap inti atom dirumuskan dengan kuadrat dari fungsi gelombang (Ψ2) di tempat tersebut. Gambar 1 berikut ini menunjukkan probabilitas ditemukannya sebuah elektron di berbagai titik pada energi terendah (paling stabil) atom hidrogen.

Gambar 1. Distribusi probabilitas (Ψ2) untuk satu elektron dalam orbital 1s.
Semakin pekat warna di suatu wilayah, semakin tinggi probabilitasnya. Probabilitas terbesar ditemukannya sebuah elektron pada titik tertentu adalah berada di dekat inti, dan menurun dengan bertambahnya jarak dari inti tetapi tidak kemudian probabilitasnya menjadi nol. Gambar 1 diatas seringkali disebut dengan “awan elektron” untuk menggambarkan sifat dasar probabilitas elektron yang menyebar. Perlu diperhatikan bahwa “awan elektron” dari atom hidrogen, meskipun digambarkan sebagai kumpulan banyak titik, namun sejatinya hanyalah mewakili satu elektron.
Fungsi gelombang disebut juga denganorbital. Untuk kenyamanan, ahli kimia menggunakan istilah “orbital” dalam beberapa cara berbeda. Gambar seperti gambar 1 diatas sering dikatakan mewakili satu orbital. Selanjutnya, kita juga akan melihat jenis lain dari gambar 1 ini dalam artikel selanjutnya, yang menggunakan kata “orbital” untuk menggambarkan probabilitas elektron.
Orbital dijelaskan melalui ukuran, bentuk, dan sifatnya. Bentuk bulat simetris yang ditunjukkan pada Gambar 1 adalah orbital s. Penulisan huruf s biasanya didahului dengan penulisan jumlah kuantum utama n (n = 1, 2, 3, dll) yang menunjukkan kulit dan berhubungan dengan energi dari orbital. Elektron dalam orbital 1s mungkin akan ditemukan lebih dekat dengan inti, dimana level energinya lebih rendah, dan terikat lebih kuat ke inti daripada elektron dalam orbital 2s.
Daerah dalam suatu orbital tunggal bisa saja dipisahkan dengan suatu titik simpul (node) di mana probabilitas untuk menemukan sebuah elektron adalah nol. Orbital 1s tidak memiliki nodesedangkan orbital 2s memiliki satu node. Orbital 1s dan 2s secara bersama dapat disimak pada gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. (a) gambar orbital 1s dan (b) gambar orbital 2s.
Perubahan fungsi gelombang dalam orbital 2s ditandai dengan dua permukaan antara node seperti yang ditunjukkan gambar 2 dengan lambang plus (+) Dan minus (-). Tidak perlu bingung perbedaan simbol plus minus ini dengan simbol muatan listrik. Simbol tersebut tidak ada hubungannya dengan elektron atau muatan inti, juga harus perhatikan bahwa gambar orbital tersebut sesungguhnya representasi dari probabilitas atau Ψ2 (yang harus angka positif), sedangkan + dan – mengacu sebagai tanda untuk fungsi gelombangnya sendiri Ψ. Hal ini tampak sebagai awal yang membingungkan, namun dalam prakteknya tidak akan rumit. Memang, Kita tidak selalu harus menuliskan lambang + dan – dalam gambar orbital, tapi itu kadangkala diperlukan untuk memahami konsep tertentu.
Kimia Organik. Alih-alih menggunakan distribusi probabilitas, orbital lebih umum direpresentasikan dengan permukaannya saja, sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut untuk orbital 1s dan 2s:

Gambar 3. Visualisasi orbital dari bentuk permukaannya saja.
Permukaan orbital melingkupi daerah dimana didalamnya probabilitas ditemukan sebuah elektron, tinggi, sekitar 90-95%.
Atom hidrogen (Z = 1) memiliki satu elektron, sedangkan atom helium (Z = 2) memiliki dua elektron. Satu elektron atom hidrogen mengisi satu orbital 1s, juga demikian pada dua elektron atomhelium. Konfigurasi elektronnya dijelaskan sebagai berikut:
Hydrogen: 1s1 Helium: 1s2
Selain bermuatan negatif, elektron memiliki ciri spin (putaran). Bilangan kuantum spin suatu elektron memiliki nilai +
atau –
. Menurut prinsip eksklusi Pauli, dua elektron dapat menempati orbital yang sama hanya ketika mereka memiliki spin berlawanan, atau “berpasangan”. Oleh karena itu, tidak ada orbital yang berisi lebih dari dua elektron. Ketika dua elektron telah mengisi orbital 1s, maka elektron ketiga lithium (Z = 3) harus menempati orbital dengan tingkat energi yang lebih tinggi. Setelah 1s, orbital selanjutnya dengan tingkat energi lebih tinggi adalah orbital 2s. Elektron lithium ketiga mengisi orbital 2s, dan konfigurasi elektronnya adalah:


Lithium: 1s2 2s1
Periode (baris) dalam tabel periodik unsur menunjukkan bilangan kuantum utama dariorbital level energi tertinggi yang terisi elektron (n = 1 merupakan hidrogen dan helium). Hidrogen dan Helium berada pada baris pertama; lithium (n = 2) berada di baris kedua. kimia organik
Berilium (Z = 4), orbital 2s terisi, dan unsur lainnya di baris kedua berada pada orbital 2px, 2py, dan 2pz. Orbital-orbital ini diilustrasikan pada gambar 4 dibawah, memiliki bentuk seperti barbel (alat angkat berat). Setiap orbital tersusun atas dualobus, yakni gelembung yang agak pipih saling terhubung satu sama lain sepanjang sumbu yang melewati inti. Orbital 2px, 2py, dan 2pz berada pada tingkat energi yang sama dan saling tegak lurus. kimia organik

Gambar 4. Bentuk orbital 2p
Konfigurasi elektron 12 unsur pertama, hidrogen hingga magnesium, ditunjukkan pada tabel satu dibawah. Dalam pengisian orbital-orbital 2p, perlu diperhatikan bahwa masing-masing terisi satu-satu terlebih dahulu baru selanjutnya terisi berpasangan. Ini merupakan aturan umum untuk orbital dengan level energi yang sama, disebut dengan aturan hund. Senyawa organik yang tak terhitung jumlahnya, bisa mengandung nitrogen, oksigen ataupun keduanya, selain juga mengandung karbon, unsur utama pada kimia organik. Kebanyakan dari mereka selain itu juga mengandung hidrogen. kimia organik
Tabel 1. Konfigurasi elektron 12 unsur pertama dalam tabel periodik
Unsur | Nomor Atom (Z) | Jumlah elektron dalam orbital | |||||
1s | 2s | 2px | 2py | 2pz | 3s | ||
Hidrogen | 1 | 1 | |||||
Helium | 2 | 2 | |||||
Litium | 3 | 2 | 1 | ||||
Berilium | 4 | 2 | 2 | ||||
Boron | 5 | 2 | 2 | 1 | |||
Karbon | 6 | 2 | 2 | 1 | 1 | ||
Nitrogen | 7 | 2 | 2 | 1 | 1 | 1 | |
Oksigen | 8 | 2 | 2 | 2 | 1 | 1 | |
Florin | 9 | 2 | 2 | 2 | 2 | 1 | |
Neon | 10 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | |
Natrium | 11 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 1 |
Magnesium | 12 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 |
Seringkali kita membahas tentang elektron valensi suatu atom. Elektron valensi adalah elektron terluar suatu atom, elektron yang mengalami ikatan kimia dan reaksi. Unsur baris kedua memiliki elektron valensi di orbital 2s dan 2p, karena ke empat orbital (2s, 2px, 2py, 2pz) ikut masuk dalam elektron valensi, makan jumlah maksimum elektron valensi pada baris kedua adalah 8 elektron. Neon memiliki orbital 2s dan 2p yang terisi penuh, yakni 8 elektron dan menjadi penghujung unsur baris kedua dalam tabel periodik. kimia organik
Neon berada di periode kedua, dan argon, di periode ketiga, sama memiliki 8 elektron di kulit terluarnya. Hal ini menunjukkan oktet elektron terpenuhi. Helium, neon, dan argon termasuk dalam golongan yang disebut gas mulia. Gas mulia memiliki sifat konfigurasi elektron sangat stabil dan sulit bereaksi. kimia organik
Permasalahan :
Mengapa visualisasi orbital SPDF diperlukan dalam pembelejaran kimia ? Apakah ada kemudahan atau kekurangan nya ?
Permasalahan :
Mengapa visualisasi orbital SPDF diperlukan dalam pembelejaran kimia ? Apakah ada kemudahan atau kekurangan nya ?
Cek Video :
https://m.youtube.com/watch?v=F-xLQ1WBIlQ